PT Chandra Asri Petrochemical Tbk mengawali pembangunan pabrik polietilena baru di Cilegon, Banten dengan menggelar groundbreaking. Nilai investasinya US$ 350 juta.
Chandra Asri akan membangun pabrik polietilena dengan varian low density polyethylen (LLDPE), high density polyethylene ( HDPE ) dan metallocene LLDPE dengan kapasitas produksi mencapai 400.000 ton per tahun. Adapun polietilena adalah bahan baku petrokimia hilir untuk pembuatan plastik dan kemasan.
Kelak, pabrik baru di Cilegon menggenapi total kapasitas produksi polietilena Chandra Asri menjadi 736.000 ton per tahun. Kalau ditambah dengan pabrik produksi lain, perusahaan berkode saham TPIA di Bursa Efek Indonesia itu akan memiliki kapasitas produksi sebesar 2 juta ton per tahun.
Target penyelesaian pembangunan pabrik polietilena Cilegon pada kuartal IV-2019. Kalau jadwal mulus, Chandra Asri siap mengoperasikan pabrik secara komersial mulai awal tahun 2020.
Namun pada tahap awal produksi nanti, Chandra Asri belum akan mengoperasikan pabrik dengan utilitas 100%. Maklum, pabrik petrokimia membutuhkan waktu untuk mencapai tingkat produksi penuh.
"Kami akan lakukan sedemikian rupa agar saat operasional nanti berjalan dengan lancar, mengenai utilisasi itu masalah waktu saja," ujar Harry Tamin, Kepala Hubungan Investor PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Chandra Asri memproyeksi, rata-rata pertumbuhan tahunan ( CAGR ) polietilena 2017-2023 sebesar 4,4%. Mereka mengklaim, saat ini telah mengempit 24% dari total kebutuhan polietilena dalam negeri yang mencapai 1,4 juta ton per tahun.
Pembangunan pabrik polietilena di Cilegon adalah bagian rencana ekspansi berkelanjutan Chandra Asri. Sebelumnya, TPIA mengalokasikan dana belanja modal hingga US$ 1,2 miliar untuk kebutuhan investasi tahun 2017-2019. Mayoritas dana untuk kebutuhan ekspansi pabrik.
Namun gencarnya rencana investasi Chandra Asri tak berbanding lurus dengan target kinerja. Penyebabnya, mereka masih terkendala harga bahan baku nafta yang merupakan turunan minyak tanah. "Kalau harga naik, tentu berdampak pada margin produk kami terhadap harga jual," terang Harry.
Chandra Asri memperkirakan kenaikan harga minyak bumi bakal mempengaruhi kinerja 2018. Makanya, mereka hanya mematok pertumbuhan konservatif pada tahun ini. Hanya saja, Chandra Asri belum bisa membeberkan target yang dibidik.
Sumber : kontan.co.id
Penemuan dua sumber gas alam besar di perairan Kalimantan Timur dan Sumatera bagian utara pada tahun 2023 memberikan harapan dalam mendukung target produksi gas Indonesia tahun 2030 sebesar 12 miliar…
JAKARTA - Emiten produsen polyester milik Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) menargetkan bisnis tambang emas perseroan mulai beroperasi di kuartal I/2024. Presiden Direktur Indorama…
Anggota holding BUMN tambang MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menargetkan peningkatan produksi-penjualan sejumlah komoditas andalannya, seperti emas dan nikel pada 2024. Antam memacu penjualan…
BEI menjelaskan perseroan telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Hal tersebut mengindikasikan adanya…
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) angkat suara soal adanya temuan Kejaksaan Agung soal dugaan peleburan emas ilegal. Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, dalam…