Produsen baja asal India, Tata Steel Ltd., tengah melakukan kajian untuk menanamkan modalnya di sektor hilir industri baja Indonesia. Meningkatnya investasi yang masuk ke industri baja nasional diyakini akan memperkuat struktur manufaktur nasional.
"Untuk itu, kami menyambut baik dan memberikan apresiasi kepada para pelaku industri yang ingin ekspansi dan investasi baru di Tanah Air. Apalagi pemerintah terus bertekad menciptakan iklim usaha yang kondusif serta memberi kemudahan perizinan dan insentif," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangan resminya, Selasa (24/4/2018).
Menanggapi rencana investasi dari Tata Steel Ltd., Menperin menyampaikan, produsen baja asal India itu melaporkan minatnya menanamkan modal di Indonesia untuk masuk ke industri hilir kawat baja atau wire rod. "Mereka sedang survei lokasi dan cek regulasi," ungkapnya.
Menurut Airlangga, dana yang bakal digelontorkan perusahaan tersebut sekitar Rp632 miliar. Beberapa lokasi kawasan industri di dalam negeri yang tengah dijajaki Tata Steel untuk berinvestasi, di antaranya di Banten dan Jawa Timur. "Mereka akan melakukan kajian dalam waktu satu bulan ini untuk mempelajari kemungkinan investasi," kata Plt Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) I Gusti Putu Suryawirawan.
Sementara itu, Vice President of Corporate Services Tata Steel Ltd. Sunil Bhaskaran menjelaskan, pihaknya memang mempertimbangkan opsi investasi di Indonesia karena merupakan negara dengan ekonomi yang sedang tumbuh dan banyak pembangunan di sektor infrastruktur. "Kami merasa Indonesia merupakan pasar potensial sangat besar di ASEAN dan kami ingin melihat bagaimana bisa memiliki representasi di sini," ujarnya.
Industri baja di Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh dengan rata-rata 6% per tahun sampai tahun 2025. Hal ini dipicu oleh tingginya permintaan bahan baku untuk sektor konstruksi yang tumbuh 8,5%, diikuti sektor automotif yang juga tumbuh 9,5%.
Sumber : sindonews.com
Penemuan dua sumber gas alam besar di perairan Kalimantan Timur dan Sumatera bagian utara pada tahun 2023 memberikan harapan dalam mendukung target produksi gas Indonesia tahun 2030 sebesar 12 miliar…
JAKARTA - Emiten produsen polyester milik Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) menargetkan bisnis tambang emas perseroan mulai beroperasi di kuartal I/2024. Presiden Direktur Indorama…
Anggota holding BUMN tambang MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menargetkan peningkatan produksi-penjualan sejumlah komoditas andalannya, seperti emas dan nikel pada 2024. Antam memacu penjualan…
BEI menjelaskan perseroan telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Hal tersebut mengindikasikan adanya…
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) angkat suara soal adanya temuan Kejaksaan Agung soal dugaan peleburan emas ilegal. Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, dalam…