Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah mendorong peningkatan produksi aluminium nasional, dengan menargetkan sebanyak 1,5- hingga 2 juta ton pada tahun 2025 mendatang. Salah satu upayanya adalah dengan menciptakan iklim usaha yang kondusif, menjalankan program hilirisasi industri guna meningkatkan nilai tambah, dan memacu penggunaan produksi dalam negeri.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto mengatakan, menggenjot produksi aluminium ini sesuai amanat Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN). “Kami mengapresiasi atas selesainya pelaksanakan proyek PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) pada tahun 2017 yang menghasilkan produk aluminium sebesar 260.000 ton per tahun, ujar Harjanto, melalui keterangan resmi, Jumat (23/2/2018).
Harjanto mengatakan, salah satu strategi menggenjot industri aluminium dalam negeri adalah dengan menerapkan SNI yang belum ada di produk aluminium untuk menahan masuknya produk impor yang tidak sesuai standar. "Kami juga akan menyusun database produk yang sudah dibuat di dalam negeri, dan melakukan kontrol jumlah yang diimpor secara periodik," tutur Harjanto.
Dengan penambahan kapasitas produksi Inalum, diharapkan dapat berperan dalam mengurangi impor sehingga menjaga pengeluaran devisa negara. "Bahkan, seiring meningkatnya nilai tambah, akan berdampak pula pada penciptaan lapangan kerja," imbuhnya.
Terkait rencana Inalum membangun pabrik aluminium di Kawasan Industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara, perusahaan pelat merah tersebut saat ini menunggu kepastian pasokan listrik guna mendukung kegiatan produksinya.
"Industri ini butuh energi yang cukup besar, makanya perlu harga yang kompetitif juga," kata Harjanto. Adapun, pasokan listrik untuk Kawasan Industri Tanah Kuning, Kaltara rencananya disalurkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan yang akan dibangun.
Sementara itu, Direktur Utama PT Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Inalum memproduksi sekitar 250.000-260.000 ton aluminium pada tahun 2017. "Rencananya, Inalum ingin meningkatkan produksi menjadi 500.000 ton pada 2021. Peningkatan kita tahun 2017 lebih dari 25 persen dibanding 2016," ucapnya.
Sumber : kompas.com
Penemuan dua sumber gas alam besar di perairan Kalimantan Timur dan Sumatera bagian utara pada tahun 2023 memberikan harapan dalam mendukung target produksi gas Indonesia tahun 2030 sebesar 12 miliar…
JAKARTA - Emiten produsen polyester milik Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) menargetkan bisnis tambang emas perseroan mulai beroperasi di kuartal I/2024. Presiden Direktur Indorama…
Anggota holding BUMN tambang MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menargetkan peningkatan produksi-penjualan sejumlah komoditas andalannya, seperti emas dan nikel pada 2024. Antam memacu penjualan…
BEI menjelaskan perseroan telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Hal tersebut mengindikasikan adanya…
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) angkat suara soal adanya temuan Kejaksaan Agung soal dugaan peleburan emas ilegal. Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, dalam…