Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno meyakini PT Krakatau Steel (Persero) Tbk akan mencatatkan kinerja positif pada tahun ini. Fajar menyebut, yang bisa mendorong kinerja emiten berkode KRAS itu yakni dua pabrik baru yang ditargetkan beroperasi pada tahun ini. Fajar telah memberikan arahan agar manajemen Krakatau Steel dapat segera menyelesaikan proyek-proyek investasinya.
"Salah satu contohnya pabrik blast furnace. Nah itu akan diselesaikan tahun ini. Itu akan sangat membantu kinerja perusahaan," ujar Fajar dalam keterangan resmi yang diterima Media Indonesia. Diketahui saat ini KRAS tengah menyelesaikan pembangunan dua pabrik miliknya yakni proyek blast furnacedan pabrik hot strip mill 2 (HSM2). Kedua pabrik itu ditargetkan beroperasi pada semester II tahun ini.
Terlebih kinerja 2017 juga sudah mulai membaik meski masih merugi Rp1,15 triliun. Sebab kerugian tersebut turun 54,90% dibandingkan rugi tahun 2016 sebesar Rp2,55 triliun. Perbaikan kinerja itu terlihat dari perolehan laba usaha perseroan tahun 2017 sebesar Rp443,36 miliar atau tumbuh 154,79% dari tahun 2016 sebesar Rp286,30 miliar.
Selain itu, KRAS juga mampu meningkatkan pendapatan usaha menjadi setara Rp19,39 triliun dari Rp17,89 triliun di tahun 2016. Pertumbuhan juga terjadi pada total aset. Di tahun 2017 total aset perusahaan meningkat menjadi Rp55,74 triliun atau naik 5,39% dari total aset tahun 2016 sebesar Rp52,89 triliun. Fajar menambahkan, KRAS juga tengah menata ulang semua portofolio anak perusahaannya. Hal itu untuk lebih mengoptimalkan kontribusi pendapatan. Terlebih KRAS tengah mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah untuk bisa meningkatkan skala ekonomis dari produk baja.
"Nama programnya yaitu Cilegon 10 juta ton Steel Cluster pada 2025. Kalau itu tercapai maka akan lebih baik lagi efisiensi yang didapat, hingga akhirnya pendapatan KRAS pun terus meningkat," tukasnya. Sementara itu, Direktur Utama KRAS Mas Wigrantoro Roes Setiyadi mengaku siap menyelesaikan dua proyek pabrik baru tersebut tepat waktu. "Perseroan juga akan menjaga kehandalan fasilitas produksi, menjaga likuiditas perusahaan untuk ketersediaan modal kerja dan menurunkan beban keuangan perseroan," tukasnya. Ia menambahkan, membaiknya kinerja perseroan dipicu oleh naiknya harga jual rata-rata produk baja. Saat ini Baja jenis Hot Rolled Coil (HRC) berada dikisaran US$468 sampai US$700 dolar per ton.
KS pun telah menetapkan sejumlah langkah strategis untuk menghadapi tahun 2018. Diantaranya dengan meningkatkan efisiensi biaya operasi, meningkatkan volume penjualan melalui perjanjian pasokan jangka panjang atau long term supply/agreement (LTSA) dengan pelanggan-pelanggan potensial serta sinergi dengan BUMN. "Kami targetkan peningkatan penjualan (tahun 2018) sampai 40%. Kami akan terus melanjutkan sinergi BUMN dan memacu kinerja anak perusahaan. Kami semakin optimis kinerja perseroan semakin lebih baik lagi dan siap menghadapi segala tantangan di tahun 2018," ucapnya.
Meski demikian, KRAS juga terus mengharapkan dukungan Pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang melindungi produk baja domestik dari membanjirnya produk impor dan praktik unfair trade. Terutama terhadap potensi membanjirnya baja dari Tiongkok akibat perang dagang dengan AS. Diketahui sampai saat ini pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan yang mendukung industri baja nasional. Kebijakan itu yakni penetapan bea masuk, penerapan ketentuan bea masuk anti dumping countervailing duties, safeguard di area free trade zone (Batam), penerapan standardisasi produk baja, peningkatan sinergi BUMN dan penerapan tingkat kandungan dalam negeri.
Sumber : mediaindonesia.com
Penemuan dua sumber gas alam besar di perairan Kalimantan Timur dan Sumatera bagian utara pada tahun 2023 memberikan harapan dalam mendukung target produksi gas Indonesia tahun 2030 sebesar 12 miliar…
JAKARTA - Emiten produsen polyester milik Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) menargetkan bisnis tambang emas perseroan mulai beroperasi di kuartal I/2024. Presiden Direktur Indorama…
Anggota holding BUMN tambang MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menargetkan peningkatan produksi-penjualan sejumlah komoditas andalannya, seperti emas dan nikel pada 2024. Antam memacu penjualan…
BEI menjelaskan perseroan telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Hal tersebut mengindikasikan adanya…
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) angkat suara soal adanya temuan Kejaksaan Agung soal dugaan peleburan emas ilegal. Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, dalam…