Jakarta -Konsorsium yang dipimpin EMR Capital menguasai tambang emas Martabe yang selama ini dikelola PT Agincourt Resources. G-Resources melepas kepemilikan sahamnya ke konsorsium.
Porsi konsorsium adalah sebagai berikut, EMR 61,4%, Farallon Capital 20,6%, Martua Sitorus 11% dan Robert Budi Hartono & Michael Bambang Hartono 7%.Dua nama terakhir adalah orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes.
Sementara porsi kepemilikan saham Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan Provinsi Sumatera Utara (Pemda) tidak mengalami perubahan.
"Konsorsium ini sangat mengenal Martabe karena kami memiliki sejarah panjang dalam pertambangan dan investasi di Indonesia. Kami mengakui kinerja Martabe yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir, begitu juga dengan performa para stafnya, dan berharap akan terus mendukung perkembangan Martabe, kinerja operasional dan teknis, serta kinerja keuangan di tengah kondisi harga emas dunia yang sulit ini," kata Owen Hegarty, perwakilan EMR yang telah ditunjuk menjadi Presiden Komisaris PT Agincourt Resources dalam siaran pers, Jumat (1/4/2016).
Tambang Emas Martabe merupakan investasi Indonesia dan Sumatera Utara bernilai sebesar US$ 900 juta yang telah dan akan terus memberikan manfaat substansial kepada Pemerintah Indonesia melalui pajak, royalti, dan deviden.
Perusahaan ini telah menyediakan lebih dari 1.400 pekerjaan kepada masyarakat setempat dan menjalankan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang bertujuan meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
Tambang ini akan beroperasi setidaknya selama 10 tahun dan membuka peluang pembangunan di Batangtoru dan Muara Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan bertahun-tahun kemudian. Banyak keluarga yang akan mengalami peningkatan kualitas kehidupan sebagai dampak perkembangan Tambang Emas Martabe.
Martabe telah melakukan beberapa langkah besar untuk meningkatkan operasionalnya. Instalasi pemecah batu kedua (secondary crusher) direncanakan mulai dilakukan tahun depan, sehingga pada saat dioperasikan 2017 nanti, Martabe akan mampu meningkatkan throughput process plant sampai 5 juta ton per tahun.
Proyek instalasi ini akan menambah penyerapan tenaga kerja teknisi terampil berjangka pendek. Beberapa puluh pekerjaan lainnya ditujukan bagi pekerja lokal dengan kesepakatan kerja waktu tertentu (fixed-term contract).
Perkembangan penting Martabe lainnya adalah pengajuan permohonan kepada pemerintah untuk mengembangkan dan mengelola Pit Barani dan Rambang Joring. Kedua pit lebih kecil ini bersama Pit Purnama akan menambah usia tambang selama dua tahun.
Proses akuisisi lahan sekitar 200 hektar sudah dimulai. Proses ini sedang dilakukan oleh Tim Pembebasan Lahan dari Pemerintah Tapanuli Selatan dan Land Management Agincourt Resources.
Tahun ini Tambang Emas Martabe mengantisipasi produksi 260.000 ounce emas dan sekitar 2,3 juta ounce perak. Jika dibandingkan dengan produksi 2015, angka emas dan perak lebih rendah dikarenakan prediksi dan perolehan kadar bijih yang lebih rendah.
AISC (All-In Sustaining Cost), sebagaimana diperhitungkan dengan menggunakan Panduan Dewan Emas Dunia (WGC), diharapkan berada di kisaran US$ 650 dan US$ 750 per ounce emas yang dijual.
Capital Expenditure/Belanja Modal diperkirakan sebesar US$ 67 juta, sementara biaya eksplorasi diperkirakan sebesar US$ 12 juta. Tim operasional akan terus fokus melaksanakan Martabe Improvement Programme.
"Kami gembira menyambut kehadiran para pemegang saham baru. Tambang Emas Martabe terus menjalankan kegiatan usaha seperti biasa dan tetap fokus memperhatikan para pemangku kepentingan eksternal kami, izin sosial dan beroperasi secara aman, efisien, dan berbiaya rendah," ucap Presiden Direktur Agincourt Resources, Tim Duffy.
Tambang Emas Martabe terletak di sisi barat pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah Kontrak Karya generasi keenam ("CoW") yang ditandatangani April 1997.
Tambang Emas Martabe kini telah memiliki sumberdaya 7,4 juta ounce emas dan 69 juta ounce perak dan mulai berproduksi penuh pada awal 2013, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounce emas dan 2-3 juta ounce perak berbiaya rendah.
Lebih dari dua ribu orang saat ini bekerja di Tambang Emas Martabe, 75% direkrut dari masyarakat di lima belas desa di sekitar tambang.
(ang/dnl)
Foto: Dok. Agincourt
Sumber : Angga Aliya ZRF - detikfinance
Penemuan dua sumber gas alam besar di perairan Kalimantan Timur dan Sumatera bagian utara pada tahun 2023 memberikan harapan dalam mendukung target produksi gas Indonesia tahun 2030 sebesar 12 miliar…
JAKARTA - Emiten produsen polyester milik Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) menargetkan bisnis tambang emas perseroan mulai beroperasi di kuartal I/2024. Presiden Direktur Indorama…
Anggota holding BUMN tambang MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam menargetkan peningkatan produksi-penjualan sejumlah komoditas andalannya, seperti emas dan nikel pada 2024. Antam memacu penjualan…
BEI menjelaskan perseroan telah menunda pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A yang jatuh tempo pada 18 Desember 2023. Hal tersebut mengindikasikan adanya…
PT Aneka Tambang Tbk (Antam) angkat suara soal adanya temuan Kejaksaan Agung soal dugaan peleburan emas ilegal. Corporate Secretary Division Head Antam Syarif Faisal Alkadrie mengatakan, dalam…